Pada dasarnya sulit untuk dijawab jika tidak mengetahui
secara persis kondisi jantung dan paru serta obat apa yang diminum oleh Anda.
Banyak penyakit jantung yang dapat menyebabkan batuk dengan pengeluaran darah.
Pada dasarnya, seseorang penderita gangguan jantung dapat mengalami batuk darah
akibat peningkatan tekanan di pembuluh darah paru-paru. Tekanan tersebut dapat
meningkat jika kemampuan pompa jantung kiri mengalami masalah sehingga terjadi
bendungan di belakangnya, yakni pada paru-paru. Penyebab gangguan pompa
tersebut ada bemacam-macam, mulai akibat serangan jantung, kegagalan jantung,
penyakit katup jantung, kebocoran jantung, dan lain sebagainya. Selain itu,
pelu juga ditelusuri apakah batuk darah yang dialami disebabkan oleh hal
lainnya seperti :
- Robekan pada selaput lendir saluran nafas atas (terutama akibat batuk yang keras dan kerap)
- Penyakit pada paru-paru, termasuk TBC, bronkiektasis, bronkitis kronis, dsb
Keganasan pada saluran nafas
Pengaruh obat, terutama jika mendapatkan obat-obat anti
pembekuan darah dan obat-obat pengencer darah (yang mungkin diberikan pada
kasus-kasus jantung tertentu). biasanya pemakaian obat-obat seperti diatas dilakukan
dnegan pemantauan fungsi pembekuan darah untuk menngetahui apakah telah
mencapai efek yang diharapkan dan mencegah efek samping yang mungkin timbul
serta menyesuaikan dosisnya. Obat Jantung Bocor
Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung
Anda mengenai keluhan yang Anda alami sehingga dapat ditentukan apakah batuk
darah tersebut berasal dari efek samping obat, ataukah berasal dari kondisi
penyakitnya. Jika berasal dari penyakitnya, apakah memang merupakan bagian dari
kondisi jantung yang Anda alami atukan karena sebab lain diluar jantung. Tidak
disarankan untuk mengurangi / menambah sendiri obat jantung yang Anda konsumsi
tanpa saran dokter. Suatu konsep yang penting untuk dipahami pasien adalah
mengenai polifarmasi (terlalu banyak memberikan obat), dimana suatu polifarmasi
bukan semata-mata berdasarkan dari banyaknya jumlah obat yang diminum tetapi
mesti melihat juga apakah memang diperlukan sebanyak itu (banyak kondisi
seperti penyakit jantung, ginjal, paru, dsb yang memang memerlukan banyak jenis
obat). Tetapi, jika ada 2 atau lebih obat yang sebenarnya tidak diperlukan
tapidiberikan, baru itulah yang disebut polifarmasi. Misalnya, seorang pasien
yang mengalami serangan jantung, penderita hipertensi dan kolesterol tinggi
lalu mendapatkan obat sampai 7-8 jenis,
asalkan memang semuanya diperlukan dan ada indikasi pemberiannya maka itu
bukanlah suatu polifarmasi. Sedangkan seorang katakanlah hanya menderita
keseleo sendi yang sebenarnya hanya membutuhkan 1 jenis obat, lalu diberikan
sampai 3 macam, itu sudah dapat disebut polifarmasi. Sehingga untuk mengatakan
apakah mengkonsumsi obat berlebihan atau tidak perlu kembali dilihat dari
konteks pemberiannya dan apakah setiap jenis obat yang diberikan memang
diperlukan / ada indikasi pemberiannya. batuk darah Demikian yang dapat saya
sampaikan, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar